Masjid Shah dikenal pula sebagai masjid Imam (setelah
revolusi Islami tahun 1979 di Iran) dan Masjid Jameh Abbasi yang
merupakan sebuah masjid di Isfahan, Iran, berlokasi di sisi selatan Taman
Naghsh-i Jahan. Masjid ini dibangun pada periode Safavi, dibawah perintah
Shah Abas Dari Persia.
Masjid ini merupakan contoh sempurna dari artistektur
islami Iran,
dan dipandang sebagai mahakarya Artistektur Rusia Masjid Shah
merupakan mahakarya abadi dari arsitektur di Iran. Masjid ini terdaftar,
bersama dengan Taman Naghsh-i Jahan, sebagai Situs Warisan UNESCO Pembangunannya dimulai pada tahun 1611, keindahan masjid
ini terutama dikarenakan oleh ubin mozaik dengan tujuh warna dan
tulisan-tulisan kaligrafinya. Masjid ini merupakan salah satu
warisan yang ditampilkan dalam Around the World in 80 Treasures ditampilkan oleh
sejarawan arsitektur Dan Cruck
Pada tahun 1598, ketika Sahah Abbas memutuskan untuk memindahkan ibukota kerajaan
Persia dalam masa pemerintahannya dari barat laut kota Qazvin ke pusat kota di Isfahan, ia memulai sesuatu yang
akan menjadi upaya terbesar dalam sejarah Persia; pembuatan ulang atas kota
kuno. Dengan memilih pusat kota di Isfahan, yang menjadi subur karena Sungai
Jayandeh ("sungai pemberi-kehidupan"),
terbentang layaknya mata air di dataran tandus yang luas, ia memastikan ibukota
terlindungi bila terjadi serangan baik dari Ottoman dan Uzbek, dan
pada waktu yang bersamaan mendapatkan tambahan kuasa atas Teluk
Persia yang belakangan menjadi wilayah perdagangan
penting untuk Belanda dan Britania Perusahaan- Perusahaan India
Timur.
Kepala arsitek untuk tugas kolosal akan perencanaan
tempat pemukiman adalah Syakh Bahai (Baha' ad-Din al-`Amili), yang memusatkan program
pada dua tugas utama dari rencana utama Shah Abbas: jalan Chahar
Bagh , diapit dikedua sisi oleh institusi-institusi
terkemuka, seperti pemukiman semua pejabat-pejabat asing, dan Taman Naqsh-e
Jahan ("Panutan Dunia"). Sebelum
Shah menjadi penguasa, struktur kekuatan Persia mengalami desentralisasi, yang
mana institusi berbeda berupaya mendapatkan kekuasaan, termasuk didalamnya
militer (Qizibalsh) dan gubernur-gubernur
dari berbagai provinsi ; guna membentuk kerajaan. Shah Abbas ingin
merombak struktur politik yang demikian, dan pembuatan ulang Isfahan, sebagai
ibukota Agung Persia, merupakan langkah penting dalam pemusatan kekuatan. Dengan demikian, Shah Abbas akan mengumpulkan
tiga komponen kekuatan utama di Persia dalam wilayah kekuasaannya; kekuatan
agamawi, disimbolkan oleh Masjid Shah, kekuatan perdagangan, disimbolkan
dengan Pasar Kerajaan dan tentunya, kekuasaan akan Shah sendiri,
bertempat tinggal di Istana Ali Qapu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar